Prinsip & Tujuan Kurikulum
Fleksibel
Untuk muatan pembelajaran, kami mempergunakan Kurikulum 2013 sebagai kurikulum inti. Yang kami tekankan adalah sifat fleksibel dari kurikulum tersebut; yang mana dalam pelaksanaannya, cakupan pembelajaran bisa disederhanakan, dan atau diperkaya dengan muatan tambahan sesuai kebutuhan yang kami yakini akan lebih bermanfaat untuk kehidupan siswa nantinya. Prinsip ini termanifestasikan dalam bentuk pelaksanaan kurikulum sebagai berikut:
- Muatan yang kurang relevan dengan kebutuhan siswa hanya perlu dipelajari secara global atau garis besar saja sejauh siswa memperoleh pemahaman tentang konsep dasarnya;
- Pengayaan cakupan materi difokuskan pada materi-materi yang masih terkait dengan kurikulum inti namun memiliki relevansi lebih besar dengan kondisi aktual dan riil saat ini seperti perkembangan dan dampak teknologi, konsumerisme, anti-korupsi, keberagaman, krisis lingkungan hidup, krisis literasi (termasuk literasi digital), dunia yang semakin global, serta isu sosial kemasyarakatan lainnya.
Dengan prinsip ini kami percaya bisa menumbuhkan siswa yang
broad-minded (berwawasan luas). Mereka akan lebih mampu mensintesa hubungan antara suatu bidang dengan bidang lainnya.
Berimbang
Prinsip berimbang adalah bahwa kami benar-benar memandang urgensi atau nilai penting yang sama terhadap semua mata pelajaran; baik ilmu Agama maupun Umum, tak terkecuali pendidikan Seni dan Olahraga. Manifestasi dari prinsip ini di sekolah kami adalah:
- Sebagai sekolah berbasis agama, kami tidak memandang ilmu Agama lebih penting dari ilmu-ilmu lainnya, begitu pula tidak sebaliknya. Setiap ilmu yang diperoleh siswa hendaknya berkontribusi pada penguatan sikap, terutama spiritualitasnya. Karena itu kami terus mengembangkan muatan-muatan pengaya yang bisa bermuara pada penguatan sikap-sikap tersebut.
- Kami mengembangkan muatan maupun sumber-sumber belajar yang eye-opening (membuka mata ) dan mind-challenging (menantang pikiran) agar bisa membuat mereka berpikir secara berbeda serta membawa dampak yang signifikan terhadap penguatan sikap seperti: kerendahan hati, kekaguman akan kekuasaan Allah SWT, haus untuk belajar hal-hal baru lainnya, dan sebagainya.
- Menambah porsi yang cukup kepada pendidikan Seni dan Olahraga. Riset menunjukkan bahwa siswa dengan pendidikan seni lebih termotivasi dan mau terlibat dengan sekolah, tingkat kehadiran lebih baik, tidak banyak bermasalah dengan kedisiplinan, berperforma akademik lebih baik, dan berperilaku lebih civilized (baca:beradab) ketika mereka dewasa. Sedangkan olahraga yang cukup berkontribusi terhadap kinerja otak, sikap, dan perilaku yang baik.
Dengan prinsip ini kami percaya akan menumbuhkan siswa dengan perkembangan yang lebih utuh. Adapun sikap dan spiritualitas mereka bukan tumbuh semata-mata karena doktrin dan pembiasaan, tetapi juga terbentuk melalui proses berpikir.
Pendidikan Berbasis Pengalaman sebagai Filosofi Kami
Pendidikan Berbasis Pengalaman atau
Experiential Education adalah filosofi pendidikan yang menggambarkan proses dimana guru mengajarkan muatan pendidikan dengan cara murid mengalami langsung di lingkungan pembelajarannya. Prinsip ini termanifestasikan dalam bentuk pelaksanaan kurikulum sebagai berikut:
- Penggunaan media pembelajaran serta praktikum diupayakan secara konsisten di setiap atau paling tidak sebagian besar pembelajaran, baik untuk memperkuat maupun membuktikan suatu konsep pengetahuan.
- Pada tingkat tertentu ketika dirasa perlu, kami melaksanakan Community-based Learning dimana siswa terjun langsung ke masyarakat sebagai pembelajaran.
Komitmen Pengayaan
Kurikulum dengan prinsip-prinsip sebagaimana kami kemukakan di atas tidak hanya berhenti pada urusan pembelajaran di kelas, tetapi juga menjiwai seluruh program-program yang memperkaya kurikulum kami dalam bentuk program
Ko-Kurikuler dan
Ekstra-Kurikuler yang beragam.