Keagamaan

Pembiasaan keagamaan yang telah berjalan di sekolah kami adalah Sholat Dhuha, membaca do'a-do'a, membaca Asmaul Husna, membaca Al Quran surat-surat pendek sebelum memulai pelajaran, dan Sholat Dhuhur berjamaah. Kegiatan-kegiatan ini kami lakukan secara konsisten di sekolah.

 Bahasa Inggris

Bahasa Inggris sudah ada dalam muatan kurikulum inti atau kurikulum Nasional (K13) tetapi porsinya hanya sedikit. Karena itu kami merasa perlu menambahkan durasinya melalui kelas tambahan. Kami sesekali juga menghadirkan pembicara asli untuk mengasah pemahaman anak-anak, juga mental mereka supaya tidak takut menghadapi pembicara Asing.

 Educational Visit

Kami juga menyebutnya Field Trip Learning; yaitu perjalanan keluar sekolah mengunjungi tempat-tempat yang bermuatan pembelajaran, seperti: museum, bandara, Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG), Cagar Alam, Cagar Budaya (mis. Kampung Osing), Kampung pengolahan limbah plastik, dan lain sebagainya. Tujuannya adalah memberikan pengalaman yang lebih nyata dan baru kepada anak-anak selain pembelajaran yang mereka terima di sekolah.

 Astronomi

Muatan Astronomi sebenarnya sudah ada dalam kurikulum inti, tetapi porsinya sangat kecil. Kami secara khusus memberikan pelajaran Astronomi dengan cakupan yang lebih dalam dan luas, seperti: memahami konsep Tata Surya dan bagaimana planet-planetnya terlihat dari perspektif Bumi, dilanjutkan dengan membuat miniatur Tata Surya dengan skala besar di tempat luas dan terbuka, serta mengamati planet dan galaksi menggunakan teleskop sederhana. Jika kondisi alam dan tingkat pemahaman anak-anak memungkinkan, kami juga mengajak mereka memahami konsep dan memfoto pusat galaksi Bima Sakti.
Astronomi dikatakan sebagai a humbling and character-building experience (Carl Sagan, 1996), artinya: pengalaman yang membuat kita rendah hati dan membangun karakter. Ia juga bisa menjadi hobi sekaligus memupuk kecintaan anak-anak terhadap sains. Dalam konteks kami sebagai sekolah berbasis Agama, kami percaya bahwa Astronomi adalah pengetahuan yang baik untuk memupuk kekaguman mereka terhadap kemahabesaran Allah SWT melalui alam semesta ciptaanNya yang sangat luas.

 Pendidikan Lingkungan

Keberadaan Indonesia sebagai negara penghasil sampah plastik nomor dua di Dunia (yang mana sebagian besar hanyut ke lautan) ditambah berbagai masalah lingkungan lainnya adalah sebuah catatan buruk (data tahun 2019). Kepedulian terhadap lingkungan sudah seharusnya menjadi bagian tak terpisahkan dari muatan pendidikan sejak dini. Muatan ini pun sebenarnya sudah ada dalam kurikulum inti, tetapi pendidikan lingkungan perlu ditambahkan dengan porsi yang cukup supaya lebih berdampak.
Di sekolah, kami mengadakan event-event bermuatan pendidikan lingkungan; baik yang bersifat raising awareness (meningkatkan kepedulian) seperti peringatan Earth Day (Hari Bumi), maupun dalam bentuk aksi nyata seperti World Cleanup Day (Hari Bersih Sampah se-Dunia).

 Wawasan Global

Di sekolah kami program ini masih merupakan program rintisan dan muatannya juga masih bersifat dasar, tetapi porsinya sudah mengalami penambahan dibanding kurikulum inti. Kami memandang perlu untuk mulai memperkenalkan kepada anak-anak bahwa mereka adalah bagian dari masyarakat Dunia, dan suatu saat mereka juga harus bisa berperan untuk membawa kebaikan bagi Dunia tersebut. Fokus program ini adalah pada perluasan pengetahuan geografis, kultur, dan trend atau kecenderungan baik masyarakat Dunia, seperti: kesadaran lingkungan yang tinggi, tren kesadaran akan kesetaraan ras, konsumsi yang bertanggung jawab, kesadaran untuk hemat energi, kesadaran akan Global Warming, dan lain sebagainya.

 Peringatan Hari Besar

Kami selalu mengupayakan memberi makna lebih terhadap peringatan-peringatan hari besar Islam maupun Nasional agar acara peringatan tersebut tidak hanya bersifat seremonial belaka, tetapi ada nilai-nilai atau pembelajaran yang diterima anak-anak, misalnya: Tahun Baru Islam dalam format Muharram Berbagi, dan pameran kecil foto-foto perjuangan pada Hari Pahlawan.

---

 Pertanyaan yang Sering Diajukan

Q: Kenapa kami tidak memberikan porsi yang lebih besar lagi terhadap muatan keagamaan, misalnya program Tahfidz Al Quran, atau program sejenis lainnya?
A: Sebagai sekolah berbasis Agama, muatan pembelajaran Agama kami sudah sangat besar; bahkan hampir dalam perbandingan 50:50 antara ilmu Umum dan Agama. Kami juga mempertimbangkan fakta bahwa hampir semua siswa kami mengikuti program mengaji kepada Ustadz atau Kyai di lingkungan rumah mereka. Dalam angka yang tidak kecil, siswa kami juga mengikuti program Tahfidz Al Quran di luar sekolah. Karena itu kami memilih memfokuskan energi dan perhatian kami kepada muatan pendidikan bidang lain yang juga bermanfaat untuk mereka.

Q: Kenapa kami tidak menyelenggarakan les atau pelajaran tambahan setelah sekolah?
A: Kami percaya bahwa istirahat dan bermain adalah bagian penting dalam proses perkembangan anak-anak. Riset menunjukkan bahwa jam belajar yang terlalu lama tidak efektif karena otak akan kelelahan, atau bahkan kemampuan berpikir bisa berhenti sama sekali. Karena itu kami tidak mengadakan les, kecuali anak-anak dengan sukarela meminta diberi jam tambahan belajar.